Selasa, 21 Desember 2010

sydney (yang kulihat, kudengar, dan kupikir)

Kota ini padat, sangat sepi saat hari kerja kecuali pas jam berangkat dan pulang mereka berjalan cepat dari dan ke halte bis atau stasiun. Aku pernah mencoba berjalan secepat mereka tapi hasilnya kakiku menghentikanku karena pegal-pegal langsung terasa. Tapi saat jumat sore hingga minggu sore, di sepanjang jalan kota penuh orang, terutama di dekat cafĂ©, bar, park, dan lainnya. Mereka begitu menikmati “free time” mereka.
Kota ini penuh buku, apa yang kulihat sepanjang jalan dari kosku menuju usyd adalah banyak kios atau took buku. Dari yang paling baru sampai yang buku lama. Banyak buku secondhand yang dijual. Buku mungkin telah menjadi kebutuhan mereka. Dukungan untuk membeli buku ini aku pikir karena harga buku lebih murah relative dibandingkan dengan fotokopi-nya. Di sini fotocopy hanya dibolehkan 1 bab saja atau maksimal 10 persen dari total buku. (Tapi sayang sampai hari ini aku baru ketemu 1 buku text untuk chemistry secondhand yang murah, banyak yang lainnya tapi kalau dihitung kurs-nya lebih murah beli di Indonesia, dan yang menyedihkan lagi aku belum menemukan “Paulo Coelho” dalam bentuk apapun!)
Apa yang aku pikirkan berikutnya adalah orang-orang di sini sangat suka membaca. Mereka menunggu bis atau kereta, atau duduk di dalam bis atau kereta sambil membaca, BUKU (sebenarnya aku lebih banyak melihat mereka baca novel dari jenis apapun). Mereka itu bookoholic. Dan aku pikir banyak juga mereka yang membeli buku secondhand dan mungkin menjualnya kembali atau membuangnya.
Tentang buang-membuang, kota ini menarik, karena sampah benar-benar telah terorganisasi, maksudku cara membuangnya – (langkah ini kupikir baru tahap pembibitan di Indonesia, aku pernah lihat di beberapa tempat di negeriku tercinta tempat sampah sudah mulai ditulisi “pesan” yang maksudnya untuk membibit masyarakat memilahkan sampah. Ya, meskipun pesannya sangat tidak komunikatif – sampah organic , sampah anorganik. Pesan yang sangat mubazir, maksudku, berapa banyak pembuang sampah yang tahu arti istilah organic dan anorganik? – bukan karena aku sok tahu istilah itu, tapi bukankah lebih banyak yang lebih baik buang sampah tanpa mikir istilah yang sulit itu? – karena bahkan di Sydney inipun yang aku pikir tingkat pemahaman istilah itu lebih baik, tempat sampah tidak bertuliskan organic – inorganic! Jadi mengapa tidak ditulisi dengan kata yang lebih mudah dimengerti saja, atau dengan gambar contoh sampah yang dapat dibuang di tempat sampah hijau atau kuning oranye, bukankah a picture talks more than a thousand words?).
Di Sydney ini, ya mungkin di pinggirannya saja, Kadang-kadang kita dapat menemukan sampah yang masih dapat digunakan, seperti gelas, ember, bantal, selimut, bahkan kasur, microwave, tv, sofa hingga lemari. Rupanya mereka tidak punya banyak tempat untuk membuang sampah. Hal yang aku herankan adalah, mereka mudah membuang sampah seperti itu, tapi banyak juga took secondhand, di sini. Bukan hanya buku , tapi semua bentuk (maksudku hamper semuanya) baju dan celana , tas, sepatu hingga peralatan dapur. Karena tidak hanya satu berarti bisnis ini punya cukup banyak penggemar, kan? Ataukah karena mereka yang satu berbeda dengan mereka yang lain?
aku melihat banyak burung bebas di syny. dari jalak, derkuk, kakak tua sampai gagak, tentu saja doro, dan camar, begitu bebasnya di sini sampai kupikir, kalau burung di Indonesia tahu ini, mereka mungkn akan bereksodus ke syny daripada di Indo ditembak dan mampir ke piring bersambal. (tapi aku bilang burung di sini mulai kehilangan daya juang karena mereka terbiasa dengan manusia dan mendapatkan makanan dengan mudah dari manusia)
Dari semuanya, aku sedang sangat menyukai transportasinya (meskipun kadang aku sempat menghitung kurs-nya, cukup mahal!) dan keramahan pengguna jalan terhadap pejalan kaki. Aku selalu membandingkan keadaan ini dengan jogja, kota dengan jalanan yang tidak ramah pada pejalan kaki. Meskipun, aku sedikit terhibur dengan trans-jogja.
(dipindah dari http://purtadi.wordpress.com, ditulis 15 Desember 2008 pukul 7:37 pm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar